Love Will Remember Part 4

Author : Lime

2.       Judul : Love Will Remember Part 4

3.       Kategori : Romance,Family, Chapter

4.       Cast :

          Jung Jessica SNSD

          Lee Donghae Super Junior

          Byun Baekhyun EXO

          Kim Hyoyeon SNSD

          Lee Eunhyuk Super Junior

          Jung Yunho TVXQ!

Heyhey author kembali dengan part keempat dari FF ini. Yak kejelasan masalahnya sudah lengkap di part ini. Bukan berarti menjadi part terakhir karena part selanjutnya author harus menyatukan Lee Family, atau malah memecahnya lagi?  Maaf banyak typo. Don’t like, don’t read. Do read, do RCL! ^^

Donghae memandangi pantulan dirinya di cermin. Pertemuan singkat dengan Yunho membuatnya gelisah. Sudah lebih dari 10 tahun pria itu tidak muncul lagi dalam hidupnya. Kini Yunho kembali. Donghae tidak tahu bagaimana pria itu bisa menemukannya. Tentunya menemukan Jessica dan Baekhyun juga.

Ia menghela nafas panjang. Dadanya terasa penuh, ia benar-benar susah bernafas. Bukan, bukan takut akan kehilangan oksigen. Takut akan kehilangan Jessica dan Baekhyun adalah alasan jalan nafasnya terhambat.

“Apa kau masih ingat dengan perjanjian kita, Donghae?”

Kalimat Yunho terus terngiang di kepalanya.

Donghae membuka keran air dan membasahi wajahnya. Tidak bisa, ia masih saja memikirkan hal itu. Sekelebat wajah Jessica dan Baekhyun menari di dalam pikirannya. “Aku tidak ingin kehilangan mereka.” Gumamnya mantap.

~***~

[FLASHBACK ON]

Laki-laki itu meringkuk di dalam sel nomor tujuh. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi, ia sudah pasrah menerima apa pun hukumannya. Sungguh, ia tidak sengaja menabrak mobil berpenumpang 2 orang. Yah, memang ketidaksengajaan karena saat itu ia dalam kondisi mabuk. Seorang wanita tewas dalam kecelakaan itu. Satunya lagi hanya mengalami luka-luka. Dan pria yang selamat itulah yang menuntutnya.

“Hey, kau! Cepat keluar! Ada yang ingin bicara denganmu.” Seorang penjaga memanggilnya dari luar. Penjaga itu membukakan pintu, laki-laki itu beringsut dan keluar dari selnya dikawal penjaga.

Ia masuk ke dalam suatu ruangan kosong. Penjaga memintanya menunggu sebentar, ada orang penting yang akan menemuinya.

Tak lama pintu ruang  dibuka. Betapa terkejutnya ia, seseorang yang menemuinya adalah pria yang selamat dari kecelakaan maut itu.

“Siapa namamu?” Tanya pria itu.

“Lee.. Lee Donghae…” Jawabnya gugup.

“Donghae ya, bagaimana perasaanmu?”

“Aku merasa bersalah, ahjussi. Aku menghancurkan mobilmu dan menghilangkan nyawa istrimu.”

“Wanita itu bukan istriku, dia hanya wanita panggilan.” Jawab pria itu. “Namun tetap saja aku bisa menuntutmu.”

“Ya..yaa..aku akan menerima semua hukumannya.” Kata Donghae pelan.

“Aku bisa mencabut tuntutannya asalkan…”

“Apa?!” Potong Donghae cepat.

“Kau harus melakukan sesuatu untukku. Ini mudah, kau tidak akan dirugikan sama sekali.”

“Baiklah. Kalau boleh aku tahu, siapa namamu, Ahjussi?”

“Jung Yunho.”

~***~

 Donghae duduk santai di meja kerjanya. Satu minggu ia habiskan di dalam penjara dan bisnisnya ia tinggalkan. Sekarang coffee shopnya mulai berjalan seperti biasa, ia hanya perlu menyelesaikan tugas dari Yunho.

Donghae meraih foto di saku bajunya. Seorang wanita cantik berpose manis di foto itu. Donghae tersenyum. Ia membalik sisi foto itu, tertera alamat si wanita cantik itu. “Aku harus menemukan wanita ini.”

Donghae beranjak dari kursinya. Ia hendak keluar untuk mencari alamat rumah wanita dalam foto tadi. Belum sempat ia menutup pintu ruangannya, pandangannya tertuju pada seorang pelanggan yang tengah memesan. Tidak salah lagi. Pelanggan itu adalah wanita yang ada di foto.

Donghae memperhatikan wanita itu sebentar. Sesaat setelah wanita duduk di salah satu meja ia mendekati karyawannya. Karyawan itu mengatakan bahwa wanita itu sudah sering mengunjungi coffee shopnya.

Selama satu bulan Donghae belum berani mendekati wanita itu. Ia hanya memandang dari jauh. Setiap sore wanita itu pasti datang, memesan minuman yang sama, dan memilih meja yang sama.

“Namanya Jessica Jung. Dia anakku satu-satunya. Ia memutuskan meninggalkan San Fransisco karena aku dan mantan istriku bercerai. Ia tinggal sendiri di Seoul. Dan aku juga tinggal sendiri di negeri paman Sam. Kau tahu, aku memiliki sebuah perusahaan besar disana. Sayangnya Jessica tak kan mampu mengurus perusahaan itu karena ia seorang desainer, sangat berbeda dengan bidang yang aku garap. Aku juga merindukan puteriku. Jadi aku ingin kau melakukan hal ini…”

Kalimat demi kalimat dari Yunho terngiang di telinganya. Ia melangkah mendekati meja Jessica, tempat Jessica duduk sambil menatap keluar jendela.

“Buat dia jatuh cinta padamu. Itu cukup sulit karena watak Jessica sangat keras. Namun saat ia benar-benar jatuh hati padamu, make her pregnant. Kemudian tinggalkan dia. Jessica tinggal sendiri di Seoul, secara otomatis dia akan kembali padaku, pada ayahnya. Lalu cucuku lah yang akan mewarisi perusahaanku.  Cukup mudah bukan? Atau aku bisa menuntutmu kembali dan kau akan membusuk di penjara.”

Donghae menghela nafas panjang. Sebuah permintaan atau tepatnya tugas yang cukup kejam dan sulit. Membuat wanita itu hamil lalu meninggalkannya? Donghae lebih suka mengubur dirinya hidup-hidup. Namun kehidupan penjara lebih mengerikan baginya. Ya. Ia tidak ingin merasakan hidup di penjara lagi.

“Kali ini minuman itu gratis.”

Jessica menoleh ke arah sumber suara. Donghae tersenyum kemudian duduk di hadapan Jessica.

~***~

Malam itu Donghae dan Jessica masih asyik di dalam mobil Donghae. Hujan tak menghentikan obrolan menyenangkan mereka. Donghae sudah cukup berhasil memenangkan hati Jessica, meskipun mereka sendiri belum resmi menjadi sepasang kekasih.

“Apa lagu favorite mu?” Tanya Jessica.

“Hmm… my everything.” Jawab Donghae.

“Aku ingin mendengarnya. Putar untukku!”

“Ugh…aku rasa itu bukan lagu yang tepat.”

“Come on, just play it.” Pinta Jessica.

“Tapi kau harus menutup matamu dan merasakan lagunya, mengerti?”

“Okay…”

Donghae menyalakan audio mobilnya. Setelah menemukan lagu tersebut, ia memutar lagunya.

You are my everything

Nothing’s your love won’t bring

My life is yours alone

The only love I’ve ever known

Your spirit pulls me through

When nothing else will do

Every night I pray down on bended knee

That you will always be my everything

Jessica membuka matanya perlahan. Ia menangis. “Sekarang aku takut.”

“Sudah kubilang ini bukan lagu yang tepat.”

Jessica menunduk lalu mengusap air matanya, “Aku tidak ingin terluka, Lee Donghae.”

“Jessica, you are my everything. Dan aku tidak akan melukaimu.” Ucap Donghae pelan. Donghae meraih wajah Jessica. Ia menatap mata sendu Jessica. Kemudian bibir mereka saling mengecup lembut. Hujan tak meleburkan ciuman hangat mereka. Terlalu bergairah, hingga dinginnya hujan pun masih tak mampu untuk memisahkan tautan mereka.

~***~

Donghae tersenyum di ujung ranjang. Ia sangat berharap kekasihnya benar-benar hamil. Jessica baru saja pergi untuk mengecek. Ia membayangkan dirinya dan Jessica mengucapkan janji suci di altar. Kemudian tak berapa lama ia dan Jessica akan menimang seorang bayi. Tak peduli laki-laki atau perempuan, Donghae sangat mengharapkan hal itu terjadi.

Ponselnya bordering. Penelpon tanpa nama, Donghae menerima telepon itu. “Hallo?”

“Donghae, bagaimana dengan tugas yang aku berikan padamu?”

DEG! Seperti ada anak panah yang menusuk jantungnya. “Anda… Jung Yunho ssi?”

“Ya, jangan bilang kau sudah lupa dengan tugasmu. Aku dengar kalian sering tinggal bersama, oh jangan heran aku punya banyak mata-mata disana. Apa kau sudah menghamilinya?”

“Jessica…Jessica sedang ke rumah sakit untuk mengeceknya. Aku yakin dia hamil.”

“Baguslah, kalau begitu sekarang juga kau tinggalkan dia.” Sahut Yunho.

“Haruskah aku meninggalkannya? Aku…aku tidak bisa…” Jawab Donghae gugup.

“Jangan bilang kau mencintai puteriku! Aku tidak akan mengizinkannya menikahi pria biasa sepertimu! Atau kau mau aku menjebloskanmu lagi ke penjara huh?!” Ancam Yunho tegas. “Tinggalkan dia atau kau membusuk di penjara!”

Donghae menutup ponselnya. Ia bingung. Sebuah keadaan yang memaksanya untuk memilih. Jessica adalah hal terindah yang dia dapatkan setelah kedua orangtuanya pergi.

Donghae bergerak cepat merapikan barang-barangnya. Ia sudah siap untuk pergi. Ia tidak ingin pergi tanpa melihat Jessica. Ia menghubungi Jessica dan memintanya segera pulang.

Tak berapa lama Jessica sudah kembali ke apartementnya. Jessica tertegun melihat Donghae sudah berpakaian rapi dengan barang-barang yang sudah masuk ke dalam koper.

“Kita akan pergi kemana?” Tanya Jessica heran.

“Bukan kita, tapi aku.” Jawab Donghae tegas.

“Tapi kenapa?”

“Aku sudah muak dan lelah bersamamu. Aku butuh udara segar. Aku akan meninggalkan Seoul. Entah kemana, dan kau jangan pernah mencariku lagi.”

“Donghae ya…” Jessica memeluk lengan Donghae sambil menahan tangisnya. “Kenapa seperti ini? Bagaimana dengan pernikahan?”

“Pernikahan? Aku belum siap. Kau saja yang ingin cepat-cepat menikah.” Ujar Donghae datar.

“Kau bilang.. kau tidak akan melakukan seperti yang orangtuaku lakukan.”

“Hey, apa kau tidak tahu kalimat romantis yang diucapkan laki-laki agar wanitanya melayang? Aku positif akan pergi dan meninggalkanmu dan kita.” Donghae menarik dirinya dari pelukan Jessica. Tanpa menoleh ke arah Jessica, ia keluar dari pintu dan pergi.

~***~

Donghae menggendong bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan. Jessica benar-benar keterlaluan menurutnya. Wanita itu meninggalkan anaknya di panti asuhan. Perkiraan Yunho salah total, Jessica tidak kembali ke San Fransisco. Jessica juga mengurus kehamilannya sendiri. Namun sangat mencengangkan karena Jessica meninggalkan anaknya.

Yunho sempat marah besar pada Donghae, tapi itu bukan salah Donghae sepenuhnya. Ia menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Hanya saja keinginan Yunho untuk memiliki Jessica dan cucunya tidak terjadi.

Donghae mengizinkan Eunhyuk, sahabat karibnya, untuk mengadopsi anaknya. Sebelum pergi, ia meminta Eunhyuk untuk merahasiakan semuanya. Ia ingin terus bersama anaknya nanti, seorang jagoan kecil.

[FLASHBACK OFF]

 

~***~

 Jessica menatap dingin pria yang duduk di hadapannya. Sudah lama sekali ia tidak melihat pria itu. Bahkan ia sudah lupa bahwa pria itu adalah ayahnya sendiri.

“Bagaimana kau tahu aku disini?” Tanya Jessica.

“Aku selalu tahu keberadaanmu, sayang. Hanya karena kau tidak melihatku, bukan berarti aku tidak peduli dan tidak sayang lagi padamu.” Jawab Yunho. Ya. Jessica sudah jauh lebih dingin dari sebelumnya.

“Lalu apa maumu?”

“Aku ingin kau dan cucuku.”

“Cucu? Kau… kau tahu soal Baekhyun?”

“Tentu saja. namun aku tak yakin bisa memilikimu kembali, dan juga Baekhyun, setelah apa yang aku lakukan padamu.”

“Apa maksudmu?!”

Yunho menceritakan semuanya. Bagaimana ia bertemu dengan Donghae karena kecelakaan maut 10 tahun lalu, bagaimana ia meminta Donghae untuk melakukan tugasnya, dan memaksa laki-laki itu untuk meninggalkan Jessica.

Jessica tercengang. Semua adalah skenario ayahnya sendiri. Ayahnya sendiri yang merancang semua kehidupannya selama ini. “Kau…kau…”

“Maafkan aku, sayang. Aku sudah menghancurkan hidupmu. Aku sudah tua…aku tidak bisa hidup dipenuhi dosa seperti ini…”

“KAU MEMBUATKU KEHILANGAN SEGALANYA!” Bentak Jessica keras.

Yunho sudah siap dengan reaksi Jessica. Ia hanya memandang sedih amarah puterinya.

“AKU KEHILANGAN MOMMY! KAU MEMBUATKU MENCINTAI PRIA YANG SALAH! KAU MEMBUATKU MEMILIH UNTUK MENINGGALKAN BAYIKU!!!”

“Aku tidak berpikir bahwa kau akan meninggalkan Baekhyun. Aku pikir… kau akan kembali padaku setelah kau hamil. Aku benar-benar menyesal…”

“KAU PIKIR DENGAN MENGEMIS MAAF BEGINI AKU AKAN MENGAMPUNIMU, HAAAHH? KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA MEMILIKU KEMBALI, DAN JANGAN PERNAH KAU SENTUH BAEKHYUN!”

Jessica berlari meninggalkan Yunho yang mematung. Sudah jelas ia akan pergi mencaci maki laki-laki lainnya yang bersekutu dengan ayahnya untuk menghancurkan hidupnya.

“Lee Donghae!” Jessica membuka paksa pintu rumah Donghae. Sebelumnya Baekhyun sudah menunjukkan rumah Donghae padanya dan sekarang itu sangat membantu.

Jessica berlari ke seluruh ruangan mencari Donghae. Betapa terkejutnya ia mendapati Donghae tengah terduduk di lantai kamarnya sambil menangis. “Jessica?”

“Kau… kau bajingan!”

Itu menjelaskan semuanya. Donghae bangkit dan memeluk erat Jessica. Jessica berusaha melepas pelukan Donghae, namun sayang pelukan laki-laki itu terlalu kuat untuk wanita lemah sepertinya.

“Kau egois…kau egois.. kau hanya memikirkan dirimu sendiri.” Isak Jessica. Ia memukul dada Donghae lemah, Donghae makin mempererat pelukannya.

“Maafkan aku…”

“Maaf? Apa hanya itu yang bisa kalian ucapkan setelah menghancurkan hidupku?!”

“Jessica…” Donghae melepas pelukannya. Ia menatap wanita yang dicintainya menangis histeris.

“Dan kau… selama ini kau bersama Baekhyun. Apa maksudnya?!”

“Aku ingin terus menjaga Baekhyun, Jess. Menjaga anak kita, buah cinta kita. Aku tidak tahu kau akan meninggalkannya seperti itu.”

“Dengan cara menitipkannya pada sahabatmu huh? Eunhyuk adalah sahabatmu dan mengizinkannya mengadopsi anakku?!” Geram Jessica.

“Aku tidak sekuat dirimu. Aku tidak bisa merawatnya sendiri. Itu sebabnya aku meminta Eunhyuk dan Hyoyeon merawat anak kita, Baekhyun. Hyoyeon tidak tahu sama sekali tentang asal usul Baekhyun. Ia tidak tahu bahwa Baekhyun itu adalah anakmu, anakku, anak kita!”

“Ahjussi… aku anak kalian?” Suara polos Baekhyun meredakan tangisan Jessica. Donghae sudah berjanji akan mengajak Baekhyun bermain hari ini, itu sebabnya Baekhyun masuk saja ke dalam rumah Donghae dengan keadaan pintu tidak tertutup. Mendengar tangisan, Baekhyun bergegas ke sumber suara dan menemukan Ahjussi dan Ahjumma nya.

“Ahjumma…” Baekhyun menarik baju Jessica. Jessica menarik nafas panjang sebelum berbalik.

“Ahjussi… Selama ini… kau adalah ayah kandungku?” Baekhyun mulai gugup. Tangannya bergetar hebat.

Donghae segera meraih tangan Baekhyun dan berusaha menenangkannya. “Baekhyun ah.. dengar dulu penjelasan kami.”

“Kau menipuku, ahjussi…” Nafas Baekhyun memberat. Anak laki-laki tertekan. Beban psikologisnya terlalu berat untuk anak seusianya. Namun ia tidak menangis. Ia terdiam dengan tatapan kosong.

“Ahjumma… kau bohong padaku. Kau bilang… ayahku sudah mati… ahjumma, ahjussi… kenapa kalian begitu jahat?!” Tutur Baekhyun dengan bibir yang bergetar. Akhirnya pertahanannya jebol, Baekhyun menangis.

Jessica tak bisa melakukan apa-apa. Dadanya sesak. Lidahnya kelu dan tidak bisa berucap.

“Kalian jahat!!!” Bentak Baekhyun kemudian berlari pergi.

“Baekhyun ah!!” Teriak Donghae. Sayang, Baekhyun sudah berlari jauh.

“Baekhyun……” Ucap Jessica lemas.

~***~

“Huaaaa…..huaaaa…”

Hyoyeon terhenyak mendengar tangisan anaknya. Ia bergegas ke arah pintu, Baekhyun menangis sambil membuka sepatunya. “Ada apa sayang?”

“Jessica ahjumma… Donghae ahjussi…”

“Apa yang mereka lakukan padamu?!”

“Mereka adalah orangtua kandungku, Eomma… mereka jahaaaaaaaaattt!!!” Berontak Baekhyun kemudian berlari ke dalam rumah.

Hyoyeon tertegun. Jessica, wanita yang baru-baru dikenalnya adalah ibu kandung Baekhyun. Hal yang wajar untuknya. Tapi Donghae? Ia sudah mengenal lama laki-laki itu.

“Sayang, kenapa anak kita menangis? Kau mencubit pahanya?” Tanya Eunhyuk yang datang sambil menggaruk tengkuknya.

Hyoyeon menatap tajam suaminya. “Apa benar Jessica dan Donghae adalah orangtua kandung Baekhyun?”

“Ah… akhirnya ketahuan juga.” Kata Eunhyuk cengengesan.

“Apa yang sebenarnya terjadi?!”

“Jadi bayi yang Donghae adopsi dari panti asuhan itu adalah anak kandungnya sendiri, yaitu Baekhyun. Donghae meninggalkan Jessica yang tengah hamil, namun setelah melahirkan Jessica malah meninggalkan bayinya di panti asuhan, kemudian Donghae mengambil bayinya kembali.”

“Aduh hal ini membuatku pusing.” Kata Hyoyeon lalu memijat keningnya sendiri.

“Sayang, kau ingat wanita yang menemuimu di rumah sakit saat kau keguguran?”

“Ah wanita itu, aku tidak pernah melihat wajahnya.”

“Wanita itu adalah Jessica. Sebuah kebetulan, bukan?”

“Tunggu tunggu.. aku sempat berbicara dengan wanita itu. Ia mengatakan bahwa anaknya meninggal…” Tutur Hyoyeon sembari membuka kembali memori di otaknya.

“Jadi Jessica ahjumma juga mengatakan aku meninggal? Dia juga mengatakan bahwa ayahku meninggal, dan aku juga dianggap meninggal? Aku mati?” Gumam Baekhyun dari balik pintu. Bisa dibilang kebiasaan menguping anak ini sudah diambang batas wajar.

Baekhyun berhamburan lalu menangis pada Hyoyeon dan memeluk ibunya.”Eomma, maafkan aku. Eomma benar, Jessica ahjumma bukan orang baik.”

Hyoyeon memeluk erat anaknya, keduanya menangis dalam haru. “Maafkan Eomma. Eomma sangat menyayangimu, Baekhyun. Eomma hanya menunjukkan rasa sayang itu dengan cara yang salah. Namun sungguh Eomma sangat menyangimu.”

“Aku menyayangimu, Eomma. Mereka jahat, hanya Eomma yang baik.”

Hyoyeon tersenyum. Setelah sekian lama, akhirnya ia berhasil memenangkan hati Baekhyun.

~***~

“Hyoyeon dan Eunhyuk tidak mau menerima teleponku.” Ujar Donghae pada Jessica.

Kini keduanya terduduk lemas di sofa di ruang tamu Donghae. Sejak kemarin Jessica menginap di tempat Donghae. Ia takut Yunho masih berada di rumahnya. Ia tidak ingin masuk penjara hanya karena membunuh ayahnya sendiri.

Bagaimana pun juga, Jessica masih menyimpan rasa sayang untuk Donghae. Meski kenyataannya laki-laki itu sudah menghancurkan hidupnya, rasa sayang itu masih ada. Ia sempat melupakan semuanya, akan tetapi kehadiran Baekhyun membuatnya kembali mengingat semuanya. Rasa sakit, kecewa, patah hati, dan cinta kembali ia rasakan. Memang benar, sekeras apapun ia berusaha melupakan Donghae, cinta akan mengingatnya, cinta akan membuatnya mengingat segalanya.

“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” Tanya Jessica.

“Pertama-tama kau harus memaafkanku.” Jawab Donghae.

“Haruskah? Setelah semua yang kau lakukan? Kau hanya memikirkan dirimu sendiri, kau sangat egois.”

“Aku tahu dan aku minta maaf.”

“Apa hanya maaf maaf maaf saja yang bisa kau katakan? Aku sudah bosan mendengarnya sejak semalam!” Semprot Jessica

“Jika kita bertengkar terus seperti ini, apa kita bisa mendapatkan Baekhyun kembali?”

“Kita? Kau pikir aku akan kembali padamu? Biar aku saja yang berjuang untuk Baekhyun.”

“Jessica ayolah….” Donghae meraih tangan Jessica, lalu mengecupnya lembut. “Aku ingin memperbaiki semuanya. Izinkan aku mendapatkan hatimu kembali, aku bersumpah aku akan membuatnya jauh lebih baik. Maafkan aku…”

“Aku akan memaafkanmu jika Baekhyun tidak seperti itu lagi.”

“Baiklah, itu perjanjian kita.”

“Kau memang sangat mahir dalam membuat perjanjian. Sama seperti saat kau membuat perjanjian dengan ayahku.” Cetus Jessica.

Donghae tersenyum. Jessica memang selalu bisa membalikkan kata-kata. “Kalau begitu kita harus menemui Baekhyun dan menjelaskan semuanya.”

~***~

Donghae dan Jessica mengintip Hyoyeon dan Baekhyun yang tengah berjalan menuju sekolah. Kemudian mereka berjalan mendekati Hyoyeon dan Baekhyun. Donghae meraih tangan Jessica, Jessica tak bisa mengelak karena laki-laki itu menariknya.

“Hey, Baekhyun ah…” kata Donghae.

Hyoyeon dan Baekhyun menghentikan langkahnya. Baekhyun menatap dalam Donghae yang baru saja memanggilnya. “Apa?!”

“Dengar, ahjussi dan ahjumma akan menjelaskan semuanya padamu.” Jelas Donghae diikuti anggukan Jessica.

“Ahjussi sudah menipuku selama ini. Ahjumma berbohong padaku, Ahjumma bilang ayah kandungku sudah mati. Bahkan ahjumma bilang bahwa anaknya sendiri sudah mati. Ahjumma menginginkan aku mati. Kalian berdua pasangan yang jahat!” Geram Baekhyun  kemudian berlalu, ia bergabung dengan teman-temannya dan masuk ke dalam lingkungan sekolah.

Jessica menepuk keningnya sendiri. Ia benar-benar lupa, ia pernah mengatakan bahwa anaknya sudah mati pada wanita yang ditemuinya di rumah sakit itu, dan wanita itu adalah Hyoyeon. Ia sadar itu akan mempersulit semuanya sekarang.

Hyoyeon tersenyum menang. “Kalian pikir kalian bisa mendapatkannya kembali? Dengar, aku sudah merawatnya selama bertahun-tahun. Aku mengganti popoknya, aku menurunkan panasnya saat demam, sedangkan kalian? Baekhyun benar, kalian berdua memang pasangan yang jahat!” Ujar Hyoyeon kemudian meninggalkan Donghae dan Jessica.

Jessica melemas, ia menyandarkan kepalanya di bahu kekar Donghae. “Semua berubah, bukan?”

“Itu terserah padamu, kau ingin merubahnya menjadi lebih baik atau lebih buruk?”

“Entahlah, aku hanya ingin Baekhyun maafkanku dan kembali padaku.”

“Kita pasti bisa melakukannya. Kau harus percaya padaku.” Kata Donghae.

“Hah, haruskah aku percaya padamu lagi?”

“Baiklah, kalau begitu kita harus percaya kita bisa melakukannya bersama.” Sahut Donghae sambil menautkan jemarinya pada jemari Jessica.

TO BE CONTINUE

25 thoughts on “Love Will Remember Part 4

  1. eh udh ada lanjutannya. makasih min, nunggunya gak terlalu lama ^,^ ff-nya unik. lucu, sedih, ngeselin, deelel. kkk~
    jadi gak sabar liat kerjasama haesica buat dapetin baekhyun. mudah-mudahan chapter selanjutnya lee family-nya bersatu. gak dibuat pisah-pisah lagi. next chap jangan lama-lama lagi ya min 🙂 ♡

  2. Huhhhh agak kesel ya sebenernya sama sikapnya hyoyeon yg egois itu,dan sekarang baekhyun nya mulai benci sama jessica dan donghae. Duhhh disaat haesica nya udah mulai baikan,tapi masalahnya ada dianak mereka-_- lanjutttt thor buat Lee Family bersatu!

  3. Waduh, ini konfliknya ada aja.. Bikin pusing -,-
    Bacon oppa, dengerin dulu penjelasannya eomma appamu dong.. 😀

    Hyo eonni jgn jahat2 napa 🙂
    Penasaran ama lanjutannya nihhh 🙂

    Keren banget lahh FFnya 😀

  4. Makin rumit aja.. jadi pusing juga liatnya . Ayo thor.. chapter 5 nya cepet dipublish, pas waktu tahun baru ya thor, biar seruu 🙂

  5. Unexpected banget alur ceritanya thor
    Haesica udah mulai lampu hijau deh kayanya hihi
    Tinggal baekhyun sekarang yang harus mereka perjuangin.
    Semoga lee family bersatu kembali amiiinnn.
    Waiting dor next chap thor, hwating!!

  6. aah. .bnggus,banggus, daebak !!
    sm0ga baekhyun bisa maavin haesica n bisa tnggal breng ^^
    d tnggu klnjutan.a . . 🙂

Kritik, Saran dan lain-lain DISINI