It’s Happy Line Series – The Truth Game

1.    Author : Lime
2.    Judul : It’s Happy Line Series – The Truth Game
3.    Kategori : Romance, Family, Oneshoot
4.    Cast :
–    Jung Jessica
–    Lee Donghae
–    Byun Baekhyun
–    Shin Yoonjo
–    Do Kyungsoo/Dio
–    Kris Wu Fan
–    Kim Hyelim/Lime *author nyempil lagi XD
–    Cho Kyuhyun

haesica fams cover


Jessica memeluk Donghae dari belakang sambil menggigit jarinya. Mata foxie Jessica tetap fokus pada yang ia lihat. Posisinya yang duduk di sofa dan suaminya yang duduk bersila di bawah membuatnya merasa nyaman jika ingin bersembunyi di balik punggung Donghae. Tak jauh dari mereka, Yoonjo berselimut tebal duduk di samping Baekhyun. Malam yang dingin terasa makin mencekam seiring dengan film horor yang tengah mereka tonton.
“Aaaaaaaa!!” Jerit Jessica saat melihat adegan mengerikan di film, kemudian menjambak rambut Donghae lalu bersembunyi di balik punggung suaminya.
“Yaaaa rambutku bisa rontok semua kalau kau terus menjambaknya!” Semprot Donghae.
Keadaan kembali sedikit lebih tenang. Sayup-sayup terdengar suara lolongan anjing dari luar rumah. Yoonjo bergidik ngeri, seperti di film-film, batinnya. Sedangkan Baekhyun seakan tidak peduli dengan apa yang ia tonton, ia lebih suka memperhatikan pertikaian kecil kedua orang tuanya.
“Lari ! ayo lari sebelum hantu itu menangkapmu bodoh!” Teriak Jessica seraya menunjuk TV.
“Dia tidak mungkin mendengarmu!” Sahut Donghae.
“Seharusnya pemain film itu mendengarkan apa kata penonton supaya mereka selamat.” Gumam Baekhyun, mendengar itu Jessica memberikan jempol pada putranya.
Tiba-tiba…
“AAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!” Satu keluarga itu menjerit. Lampu tiba-tiba saja padam. Tak diduga hujan pun  turun lebat diselingi suara petir. Benar-benar terjadi dalam hitungan detik.
“Aku cari senter dulu.” Kata Donghae kemudian beranjak dari duduknya. Ia meraba meja di dekat TV dan menemukan senter ukuran sedang dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang.
“Eomma aku takut.” Rengek Yoonjo yang mendekati Jessica. Dengan cepat Jessica memeluk Yoonjo dan menenangkan putrinya.
“Tenang saja, sebentar lagi lampunya akan menyala.” Ucap Baekhyun.
Donghae memposisikan senter dengan posisi berdiri di tengah ruangan. Mereka duduk mengelilingi satu-satunya sumber cahaya di malam yang gelap itu.
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” Tanya Baekhyun.
“Hmmm… the truth game?” usul Yoonjo.
Donghae dan Jessica berpandangan sejenak kemudian mengangguk setuju. Baekhyun merasa tidak nyaman dengan permainan kejujuran itu, “Hah! aku benci ini.” Runtuknya dalam hati.
Seperti bisa membaca pikiran anaknya, Donghae menyahut, “Kau hanya perlu menjawab pertanyaan dengan jujur.”
Mereka berempat membuat lingkaran kecil mengelilingi cahaya senter yang agak redup. Sayup-sayup terdengar lolongan anjing liar, membuat bulu kuduk Jessica berdiri tegak.
“Sebaiknya jangan bertanya tentang sesuatu yang aneh.” Keluh Baekhyun.
“Biasanya wanita akan menanyakan tentang cinta pertama atau semacamnya. Benar-benar tidak kreatif.” Sahut Baekhyun. Jessica dan Yoonjo hanya tertawa terkikik melihat ekspresi Donghae.
“Baiklah, kita mulai dari Baekhyun.” Tunjuk Jessica pada putranya. “Apa kau pernah jatuh cinta? Cinta pertama anakku…hmmm siapa?” Tanya Jessica penasaran.
“Eh…Eomma…kenapa harus aku? Ladies first!!” Seru Baekhyun menunjuk ke arah Yoonjo.
“Eomma penasaran apa lelaki sepertimu bisa jatuh cinta.”
“Eh…itu…begini…” Ucap Baekhyun pelan lalu mulai bercerita.
~~~
[FLASHBACK ON]
“Eomma, temanku akan ikut menonton pertandingan bola kali ini di rumah kita.” Kata Yoonjo sambil menggoyangkan pantatnya, memperhatikan Jessica yang tengah memotong buah-buahan.
“Baguslah. Haah…sebenarnya Eomma ingin sekali menonton langsung untuk mendukung team kita.” Kelus Jessica.
“Untuk mendukung Appa, kan?”
“Tentu saja tidak. Appamu hanya pelatih biasa yang duduk di pinggir lapangan. Hahahaa… kau tahu ada pemain dari China yang bernama Luhan, jika kau melihatnya kau pasti akan jatuh cinta.”
“Sebenarnya aku sudah suka orang lain…” gumam Yoonjo pelan.
“Heh? Apa yang kau katakan?”
“Oh tidak ada Eomma.” Seru Yoonjo lalu membantu Jessica mengupas apel.
Tak berapa lama bel rumah mereka berbunyi. Jessica meminta Baekhyun untuk membukakan pintu. Dengan malas Baekhyun merangkak dari sofa panjang di ruang tengah rumahnya untuk membuka pintu.
“Oh….” Baekhyun terdiam melihat seseorang yang datang itu. Tidak ada yang aneh, namun hatinya tiba-tiba berdebar cukup cepat.
“Baekhyun ssi, Yoonjo nya ada? Aku Lime teman sekolahnya.” Kata gadis yang ada di depannya.
“Jadi kau yang bernama Lemon, eh Lime? Yoonjo sudah menunggumu, masuklah.” Ajak Baekhyun. “Yoonjo yaa…temanmu sudah datang.”
Yoonjo segera beranjak menemui Lime dan mengajaknya bertemu Jessica.
“Ahjumma, biar aku ikut membantu mengupasnya.” Kata Lime. Dengan cepat ia mengupas buah-buahan. Jessica dan Yoonjo hanya bisa menggeleng heran dengan kecepatan tangan Lime.
“Kau tidak takut tanganmu terluka?” Tanya Jessica heran.
“Ah tidak, Ahjumma. Perempuan memang harus cepat dan gesit.” Jawab Lime yang masih fokus pada kegiatannya.
“Kau benar. Jika aku punya anak sepertimu semuanya akan lebih mudah. Aku akan sangat bahagia mempunyai anak seperti Lime dan Yoonjo. Tidak seperti seseorang yang disana yang hanya bisa bersantai menunggu semuanya selesai tanpa membantu.” Sahut Jessica.
Baekhyun dapat menangkap percakapan mereka dan mencibir, “Cih…Eomma.”
“Yoonjo, Lime. Kalian harus menikah dengan lelaki yang baik, tidak suka protes, dan bertanggung jawab. Jangan menikah dengan lelaki seperti dia, kalian akan sangat kerepotan.” Lanjut Jessica sambil menunjuk Baekhyun.
Yoonjo dan Lime hanya tertawa mendengar ocehan Jessica, sedangkan Baekhyun hanya bersungut kesal.
“Ahjumma, sebenarnya Yoonjo suka….” Belum sempat Lime menyelesaikan kata-katanya, Yoonjo sudah mencubit pada Lime. “Awwh! Sakit!”
“Sssssttt…itu rahasia kita… hahahhaaa..” Tawa Yoonjo lepas.
“Kalian sudah pandai bermain rahasia hah? katakan pada Eomma, Lee Yoonjo.” Kata Jessica memincingkan mata foxie nya.
“Ah tidak ada hehe… Oh Eomma! Aku lupa membeli minuman!” Kata Yoonjo.
“Kalau begitu ayo kita keluar, Eomma ingin membeli snack juga. Ah makanan seperti buah, minuman dan snack sangat cocok jika ingin menonton pertandingan sepak bola. Ayo!” Ajak Jessica pada Yoonjo. “Oh Lime.. kau tunggu sebentar disini. Dan kau Baekhyun, bantu dia memotong buah!” Lanjut Jessica.
Baekhyun berpikir sejenak setelah Eomma dan adiknya pergi. Ia takut jantungnya akan jatuh berguling-guling bila berada di dekat Lime. Perlahan ia mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya. Tanpa aba-aba ia mengambil pisau dan memotong apel yang baru saja dikupas Lime.
“Oppa, kau mengagetkanku saja!” Seru Lime terkejut.
Dan benar….jantung Baekhyun hampir jatuh melorot ke usus. Oppa? Dia memanggilku Oppa? Kata Baekhyun dalam hati. Bukan apa-apa, hanya saja ‘Oppa’ adalah panggilan untuk seseorang yang akrab dengannya. Dan memang selama hidupnya hanya Yoonjo yang memanggilnya Oppa.
“Oppa, kau suka buah apa? Apel ini?” Tanya Lime tanpa menoleh, gadis itu cukup grogi untuk menatap ke arah Baekhyun.
“Lemon. Eh maksudku iya…aku suka apel itu.” Jawab Baekhyun sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Benar. Apel memang enak.”
Hening. Keduanya sibuk dengan pisau dan buah masing-masing.
~~~
Baekhyun melamun di dalam kelasnya. Pandangannya jauh menerobos keluar jendela. Sesekali tangannya masih bergetar hebat. Apalagi setelah kejadian kemarin di rumahnya.
Sewaktu ia, Eommanya, Yoonjo dan Lime menonton sepak bola di rumah. Saat detik-detik terakhir Korea Selatan berhasil menembakkan bola ke gawang lawan, serentak mereka berempat berteriak senang. Eomma dan adiknya berjingkrak ria atas kemenangan Korea Selatan. Refleks Lime memeluk Baekhyun. Berhasil. Sebuah pelukan singkat dari Lime kemarin membuatnya gugup seharian di kelas.
“Heyyaa!! Jangan melamun terus!” Sergap Chanyeol yang diiringi Dio.
“Aku tidak melamun.” Sahut Baekhyun kesal.
“Benarkah? Kalau begitu ayo kita sarapan, aku lapar.” Ajak Dio. Kemudian mereka bertiga berlalu ke kantin.
Saat dalam perjalanan, Baekhyun menangkap sosok Lime yang berdiri sendiri. Posisinya agak miring melihat ke arah seberang, seakan sedang mengintip sesuatu.
“Itu Lime, kan? Tumben sekali ia sendiri tanpa Yoonjo.” Kata Chanyeol.
“Kau mengenal gadis itu?” Tanya Baekhyun heran.
“Tentu saja dia kan….” Perkataan Chanyeol terpotong, Baekhyun terpaku melihat gadis yang dimaksud berjalan ke arah mereka bertiga.
Satu…dua…tiga… hanya tiga detik gadis itu berjalan sudah membuat jantung Baekhyun kembali berdegup kencang. Namun nyatanya Lime berjalan melewati Baekhyun, ia malah berjalan ke arah Dio.
“Oppa!!” Kata Lime lalu bergelayut manja di lengan Dio. Dio hanya tertawa geli.
“Hyung, ini pacarku. Namanya Kim Hyelim yang selalu ingin menjadi Lemon.” Kata Dio dengan penuh senyuman.
~~~

[FLASHBACK OFF]
“Whoooaaa!!! Oppa!! Kau suka pada sahabatku? Benarkah?? Serius??” Histeris Yoonjo tidak percaya.
“yahh yaah aku tahu kau akan heboh seperti itu.” Kata Baekhyun menahan malu.
“Gadis itu ya…hmmm sukurlah kalian tidak bisa bersama.” Gumam Jessica.
“EOMMAAA!!!” rengek Baekhyun, memajukan bibirnya dan bersungut.
“Jangan memasang wajah bebek di depanku.” Kata Jessica, ia berpikir sejenak.
Seperti mengerti pikiran istrinya, Donghae menyahut, “Cinta pertama memang seperti itu, cinta yang masih polos dan lugu. Tidak peduli itu akan terjadi pada siapa dan bagaimana. Dengan bergulirnya waktu, pasti ada cinta yang bisa menggantikannya. Meskipun begitu cinta pertama tetaplah yang paling mengesankan.”
Baekhyun dan Yoonjo menganggukkan kepala bersamaan. Pandangan Yoonjo menerawang sinar dari lampu senter yang redup.
“Bagaimana dengan putriku, humm? Kau pasti pernah merasakan cinta pertama?” Lanjut Donghae.
“Ah itu…..aku malu Appa.” Rengek Yoonjo.
“Yahh aku saja sudah buka kartu, kau juga. HARUS!!!” Seru Baekhyun.
~~~
[FLASHBACK ON]
“Eomma, apa tidak apa-apa kita meninggalkan Lime dan Baekhyun oppa di rumah berdua?” Tanya Yoonjo sambil mendorong troli di sebuah super market.
“Tidak apa-apa, tenang saja.” Kata Jessica yang masih sibuk memilih snack dan minuman ringan.
Yoonjo mengedar pandangannya. Sebuah stand yang penuh dengan cokelat berbagai jenis dan bentuk. “Eomma, aku kesana sebentar.” Kata Yoonjo lalu melesat ke stand tersebut.
“Kira-kira dia suka yang mana… hmmmm…” Yoonjo sibuk memilih. Ia tersenyum lebar melihat sebuah kotak cokelat berbentuk hati. Kotak pembungkusnya tidak terlalu norak dan girly, berbeda dengan kotak yang lain. Ia segera mengambil kotak cokelat itu dan membayarnya lebih dulu ke kasir. Takut Eommanya tahu. Kemudian yang menyelipkan cokelat itu ke dalam tas tangan yang ia bawa.
“Kau mengambil sesuatu?” Tanya Jessica tiba-tiba dari belakang.
“Ah tidak ada Eomma aku hanya melihat-lihat..hehe..”
~~~
Yoonjo dan Lime sibuk mengintip salah seorang senior mereka yang asyik bersantai di taman sekolah. Sudah berulang kali Lime meyakinkan Yoonjo bahwa senior mereka, Kris, pasti akan menerima cokelat dari Yoonjo.
“Kau pasti bisa! Dia tidak akan menolaknya.” Kata Lime memberi semangat.
“Aku takut tapi…hah fighting!” Seru Yoonjo lalu berjalan mendekati Kris.
“Aku akan menunggu disini dan mengawasi. Semangat !!!” Teriak Lime.
Yoonjo sudah tidak bisa mendengar apapun. Segara indranya hanya terpaku pada Kris. Lelaki yang dimaksud masih belum sadar kalau Yoonjo sudah berdiri dengan tangan di belakang punggung. Kris masih asyik dengan buku yang dibacanya. Yoonjo menarik nafas panjang sambil memperhatikan awajah seniornya.
Tampan sekali, katanya dalam hati. Kris seperti sebuah patung yang dipahat sempurna bagi Yoonjo.
“Ada apa?” Tanya Kris yang baru tersadar dengan kehadiran Yoonjo.
“Sunbae nim, aku ingin memberimu ini.” Kata Yoonjo seraya meyodorkan sekotak cokelat.
“Ini untukku? Wah terimakasih! Ayo kita makan sama-sama.” Ajak kris lalu menarik tangan Yoonjo untuk duduk di sebelahnya. Yoonjo hanya menurut kemudian mereka menikmati cokelat manis di pagi hari itu.
Di ujung sana Lime tersenyum puas melihat Yoonjo yang sudah sangat berhasil bahkan jauh dari perkiraan mereka. Ia berbalik dan menemukan tiga orang lelaki tengah memperhatikannya. “Oh.. Dio Oppa.” Katanya lalu berjalan ke arah mereka.
Masih berada di bangku taman, Kris dan Yoonjo hanya fokus pada cokelat di tangan mereka masing-masing.
“Sebenarnya, apa maksud dari hadiah ini?” Kris membuka pembicaraan pelan.
“Aku…aku suka pada`Sunbae nim..” Kata Yoonjo polos.
“Sebenarnya aku juga suka padamu.” Gumam Kris. Refleks Yoonjo menjatuhkan cokelat yang dipegangnya. “Tapi kita tidak bisa melanjutkannya.”
“Ke..kenapa?” Tanya Yoonji pelan.
“Akhir semester ini, aku harus pulang ke China. Kau tahu, aku orang China namun besar di Canada, tapi malah sekolah dan bekerja di Korea. Orangtuaku ingin aku kuliah dan kembali ke tanah kelahiranku. Maafkan aku.” Jelas Kris.
Yoonjo masih tidak mengerti. Apakah Kris membalas rasanya atau hanya bagaimana.
“Kalau itu yang terbaik untuk Sunbae, aku pasti akan mendukungmu sepenuhnya. Terimakasih telah membuat hatiku berbunga-bunga selama ini.” Kata Yoonjo kemudian bangkit, membungkuk sebisanya kemudian berlari pergi meninggalkan Kris.
“Lemoooonn!!” Seru Yoonjo. Ia tidak menemukan Lime di tempat terakhir, malah menemukan sahabatnya bergelayut manja di lengan pacarnya.
“Limeeeee!!” Isak Yoonjo, air matanya sudah jatuh bercucuran.
Lime segera menangkap Yoonjo dan memeluknya. Kemudian membawa Yoonjo ke tempat yang lebih nyaman.
Baekhyun, Chanyeol, dan Dio hanya diam keheranan. “ckckck…dasar perempun.” Decak Chanyeol.
~~~
[FLASHBACK OFF]

“Sudah kubilang itu memalukan!” Rengek Yoonjo kemudian bersembunyi di punggung Jessica. Jessica mengelus kepala putrinya penuh cinta.
“Oh jadi maksudmu Kris itu…aku cukup mengenalnya. Dia benar-benar populer. Sayang di harus kembali ke China, cintamu tak bisa bersatu.” Ujar Baekhyun.
“Daripada bertepuk sebelah tangan…weeekkk”. Cibir Yoonjo.
“Sudah-sudah. Kalian ini…” Kata Donghae menenangkan suasana.
“Lalu bagaimana dengan Appa dan Eomma?” Tanya Yoonjo.
“Appa adalah cinta pertama Eommamu, dan Eomma adalah cinta pertama Appa. Tidak ada yang perlu dibicarakan.” Kata Donghae lalu tertawa terbahak-bahak.
“Lalu…apakah Eomma dan Appa pernah berkelahi hebat? Maksudku memang setiap hari kalian bertengkar, tapi yang benar-benar HOT??” Tanya Baekhyun.
Jessica melayangkan jitakan keras di jidat putranya. Baekhyun meringis sakit mengelus jidatnya.
“EOMMAA!” Seru Baekhyun kesal.
“Lihat! Kau berani berteriak pada Eommamu sendiri?!” semprot Jessica.
“Yah! Jangan memarahi anakmu seperti itu!” Balas Donghae.
“Eomma, Appa…apa kalian berdua tidak pernah bertengkar hebat?” Ujar Yoonjo pelan.
“Hal seperti itu…” Gumam Jessica lalu menghela nafas panjang.
~~~

[FLASHBACK ON]
Jessica berjalan pelan mengikuti Donghae. Donghae hanya tertawa renyah sesekali menoleh ke belakang, mendapatkan istrinya tersenyum manis kemudian berlari kecil mensejajarkan posisi mereka.
“Kau yakin dengan keputusanmu ini?” Tanya Donghae seraya menggenggam lembut tangan Jessica.
“Tentu saja. Mengambil cuti di awal kehamilan mungkin lebih baik.” Sahut Jessica.
“Tapi bukankah lebih baik jika cutinya diambil seminggu sebelum perkiraan kelahiran?”
“Mereka pasti memberi toleransi. Lagipula ini kehamilan pertama, aku takut. Hah semua ini karena salahmu. Menikah muda terlebih dulu hamil.” Keluh Jessica.
“Yaah jadi semua ini salahku? Kau juga menikmatinya.”
“Ah sudahlah kita jalani saja.”
“Loh kau mengeluh duluan?!” Protes Donghae kesal. “Tapi apa tidak apa-apa kau mengikuti sampai di lapangan? Maksudku lapangan sepak bola itu sangat panas dan membosankan bagimu untuk menunggu.” Lanjut Donghae.
“Tidak apa-apa! Aku malas harus di rumah terus, lebih baik mengikuti suamiku. Hahahaaa…”
~~
Dan begitulah. Sudah hampir dua minggu Jessica mengikuti kemanapun Donghae pergi. Ke tempat latihan, kantor, lapangan, bahkan menunggu suaminya di depan toilet. Ini memang bukan sifat Jessica yang manja, hanya saja setelah menikah dan hamil ia ingin selalu di dekat Donghae. Entah mengapa hal itu membuatnya lebih nyaman. Meskipun terkadang sangat membosankan baginya untuk melihat suaminya yang melatih tim dari kejauhan.
Hal terbaik bagi Jessica adalah saat memberi air minum pada Donghae. Melihat suaminya berkeringat dan berlari ke arahnya sekedar untuk meminta botol air, terlihat sangat keren bagi Jessica. Ia sangat suka mengusap keringat di kening dan leher suaminya, walau terkadang ada aroma yang kurang bersahabat menusuk hidungnya. Hal-hal seperti itu membuatnya merasa menjadi istri yang perhatian dan setia.
Berbeda dengan Donghae. Awalnya Donghae sangat senang dengan kehadiran istrinya yang tiap hari menunggunya, memberi semangat, dan memberi perhatian lebih. Namun lama kelamaan ia merasa terbebani. Jessica sendiri masih sering memarahinya di lapangan. Berteriak dan menjitak kepalanya di depan anak didiknya di lapangan.
“Sayang, kau sudah selesai?” Tanya Donghae sambil mengetuk pintu kamar mandi. “Hari ini ada latihan penting.”
Jessica keluar dari kamar mandi dengan keadaan kusut. Ia bahkan belum mencuci muka dan sikat gigi. “Kau pergi saja sendiri. Aku merasa tidak nyaman dengan perutku.” Keluh Jessica.
“Eh? Kau akan melahirkan?!” Kata Donghae lalu cepat mengelus perut Jessica yang mulai membuncit.
“Ah tidak sekarang. Sepertinya aku salah makan lagi. Pergilah sendiri kali ini.”
“Apa tidak apa-apa?”
“Iya, sana pergi sebelum kau terlambat.”
“Ah iya…kau jaga diri dan calon anak kita.” Ucap Donghae lalu mengecup kening Jessica.
Jessica hanya melambai lemah ke arah suaminya.
Untuk pertama kali dalam hidupnya setelah menikah, Donghae merasa hidupnya benar-benar bebas.
~~
Hari sudah menjelang malam, Donghae sudah bersiap pulang. Ia mengepak barang-barangnya sendiri, itu cukup melelahkan. Biasanya Jessica yang sudah merapikan dan membereskan semuanya.
“Hyung, kau akan pulang?” Tanya Kyuhyun, salah satu teman Donghae yang tidak sengaja ditemuinya di jalan.
“Kau mengagetkanku saja. Seperti begitu aku harus segera pulang. Istriku sudah menunggu.” Jawab Donghae.
“Aku dengar hari ini ia tidak mengekor lagi hahahaa..bagaiman kalau kita minum soju sebentar? Sudah lama tidak melewatkan waktu bersama.”
Donghae berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju.
~~
“Hahahahaaaa….” suara tawa Donghae cukup keras. Sudah banyak botol soju yang diteguknya. Kyuhyun tidak mau kalah, bahkan wajahnya sudah merah akibat mabuk.
“Hyung…apa kau tidak lelah diekori istrimu yang cerewet itu? Hahhaaa…”
“Ahh kau tau dia benar-benar membuatku gila setiap hari…”
“Akan lebih baik jika ia menghilang….hahaaa..” Tawa Kyuhyun semakin keras berbanding lurus dengan malam yang semakin larut.
“Menghilang??? Aku sangat suka ide itu…huahaaa…” Sahut Donghae kemudian meneguk sojunya lagi dan lagi.
~~
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam. Jessica masih setia menunggu suaminya di ruang tamu. Sudah belasan kali ia menguap ngantuk. 2 gelas kopi diminumnya hanya untuk mengusir kantuk barang sebentar.
Brraaakkk!! Tibatiba pintu rumahnya dibanting keras. Sosok Donghae dengan muka merah padam tersenyum miris di ujung pintu. Jessica hanya diam melihat suaminya, kemudian memapahnya masuk ke dalam rumah.
Belum sempat Jessica membawa Donghae ke kamar, lelaki itu sudah jatuh tersungkur di lantai ruang tamu. Jessica pun ikut terjatuh, pinggangnya terasanya ngilu.
“Donghae…bangun! kau berat sekali !” Teriak Jessica kesal, kesabarannya sudah habis.
“BISAKAH KAU DIAM DAN JANGAN BERTERIAK PADA SUAMIMU, HAHHH?” Balas Donghae.
Jessica cepat menutup hidungnya, aroma alkohol yang khas menusuk hidungnya. “kau sendiri pulang mabuk, apa itu suami yang baik??”
“HARI INI AKU BEBAS. FREEEEE!! TANPA KEHADIRANMU YANG SELALU MENGIKUTI KEMANA SAJA. HAHHAHAAAA…”
“jadi maksudmu..aku membebanimu, begitu?!!” Semprot Jessica.
“IYAAA!!”
Jessica terdiam. Ia sangat mengenal suaminya. Donghae akan selalu berkata jujur jika sedang mabuk.
“Jessica….. apa kau mencintai suamimu ini? Hihihiii….” Sahut Donghae.
“Aku…aku sangat mencintaimu.” Ujar Jessica pelan.
“Kalau begitu buat aku bahagia…hahhaa…ehm…bisakah kau menghilang?”
Jessica menggigit bibirnya keras, menahan air matanya yang hampir tumpah. “Iya, aku bisa.”
~~
“Engghh…” Donghae mengerang pelan. Kepalanya pusing, pinggangnya sakit. Ia meraba kasurnya, tidak ada sosok Jessica di sampingnya.
“Ssi…sica?” Ia memanggil pelan istrinya. Namun tidak ada jawaban. “Hari ini hari minggu, kita bisa bersantai di rumah seharian.” Tetap saja, ia tidak mendengar istrinya menyahut.
Donghae bangun dari ranjang dan keluar kamar. Celingukan mencari sosok Jessica di rumah, tidak ada. “Mungkin dia ke supermarket.”
Satu jam. Dua jam. Tiga jam. Hingga hari menjelang malam Jessica belum juga pulang. Donghae mulai gelisah. Ia berpikir keras. Ia sangat yakin Jessicalah yang memapahnya ke ranjang, mengganti bajunya, bahkan melepaskan sepatunya. Ia juga yakin Jessica pasti tau semalam dia mabuk berat.
“Apa ada sesuatu yang aku katakan pada perempuan itu ya semalam…” Pikir Donghae.
Donghae merebahkan dirinya ke ranjang, menerawang apa yang telah ia katakan pada istrinya. “Mungkin aku perlu tidur sebentar, berusaha menghilangkan pikiran buruk..hilang hilang…”
“HAH? MENGHILANG?” ia terhenyak kaget. “Ah…meminta menghilang. Pantas saja ia pergi. Aduh aku harus mencarinya kemana?” Keluh Donghae. Ia mengutuk dirinya sendiri.
~~
Keesokan harinya, Donghae masih mematung melihat pantulan dirinya di cermin. Biasanya setelah mandi Jessica akan berteriak memintanya untuk sarapan. “Kemana harus kucari dia…handphone nya tidak aktif. Dia tidak punya banyak teman di Seoul. Aku memang suami yang tidak berguna.”
Setelah siap, ia segera berangkat keluar rumah, berniat mencari istrinya. Semua jadwal latihan ia cancel. Hanya Jessica yang berkecamuk dalam pikirannya.
Tak jauh dari Donghae, Jessica mengintip suaminya. Ia tidak dapat melihat wajah Donghae, hanya punggung suaminya yang berjalan menuju bus stop.
“Dia benar-benar bahagia tanpaku, lihat saja sudah bisa pergi bekerja seperti biasa.” Kata Jessica, air matanya menetes pelan. “Lee Donghae, annyeong!”
Jessica melangkah ke rumahnya. Ia meraba tembok dan pintu. Air matanya tumpah lagi. Ia benar-benar tidak tahu apakah harus benar-benar menghilang atau tidak. Terbesit semua kenangannya bersama Donghae. Sejujurnya ia tidak ingin pergi, tidak ingin menghilang. Namun pikirannya kembali terpusat pada kebahagiaan Donghae. Jika memang itu terbaik untuk suaminya, ia harus benar-benar menghilang.
“Sica!” Jessica tersentak kaget. Suara itu, suara yang sudah sangat dikenalnya. Pemilik suara terindah yang pernah didengarnya.
Jessica masih diam dan menghapus air matanya. Kemudian berbalik dan melukis senyum sebisanya. “Kau disini? Maaf aku hanya lewat. Kau pasti lupa membawa handphone ya? Kau harus memperhatikan hal kecil seperti itu. Kalau kau menghilang kau bisa menelpon seseorang untuk menolongmu.”
Tanpa aba-aba Donghae langsung memeluk istrinya. “Maaf. Maafkan aku.”
“Aku yang salah, aku selalu membebanimu. Aku akan pergi.” Ujar Jessica.
“Tidak. Jangan pergi. Jangan pernah menghilang lagi. Aku membutuhkanmu..” Isak Donghae. Basah, bahu Jessica basah. Suaminya benar-benar menangis.
“Aku tidak akan menghilang dari hatimu, hanya saja aku tidak muncul lagi di depanmu. Aku akan melakukan apapun untuk membuat suamiku bahagia.” Kata Jessica lirih, berusaha menahan lautan emosi yang berkecamuk dalam dirinya.
Dan untuk pertamakalinya Donghae mendengar kalimat manis dari Jessica. Hanya saja ini sangat menusuk jantungnya. “Aku mohon. Jangan pergi lagi. Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu.” Isak Donghae sambil mempererat pelukannya.
“Bukannya kau sendiri yang memintaku untuk menghilang?”
“Tidak! Itu…aku benar-benar tidak sadar. Jessica, jangan pergi.”
Perlahan Jessica membalas pelan pelukan Donghae. Ya. Dia memang tidak ingin pergi. “Aku tidak akan pergi lagi, aku akan selalu bersamamu.”
~~
Donghae mengelus pelan perut Jessica. Jessica hanya tertawa geli melihat tingkah suaminya yang berbicara pada perutnya.
“Kau gila!!” ujar Jessica.
“Aku harap anak kita nanti bisa menjadi orang yang berguna, patuh pada orangtuanya dan tidak nakal.” Kata Donghae lalu mengecup perut Jessica.
“Dokter bilang bayi kita laki-laki. Dia akan tampan sepertimu, memiliki bibir yang manis sepertimu. Hah dia akan benar-benar ganteng” Sahut Jessica pelan.
“Dia akan memiliki mata yang indah sepertimu, suara yang indah sepertimu. Tapi aku tidak ingin dia jadi galak sepertimu, hahahaa…”
Jitakan keras mendarat di jidat Donghae. “Hentikan!!”
[FLASHBACK OFF]
~~
Baekhyun dan Yoonjo saling berpandangan geli. Sedangkan Eomma dan Appanya tertawa lalu berangkulan mesra.
“Wah aku baru tau kalau Eomma dan Appa pernah seperti itu juga. Tapi ada satu yang aku tidak mengerti, saat Eomma menghilang, Eomma pergi kemana?” Tanya Yoonjo.
“Kau tau, Eommamu mengambil uang tabungan kami dan menggunakannya untuk menginap di hotel mewah dalam semalam!” Kata Donghae.
“Yaaa itu karena kau memintaku untuk menghilang!” Semprot Jessica tak mau kalah.
Mereka bertiga tertawa lepas kecuali Baekhyun. Jessica mendekati putranya dan merangkulnya, “kenapa kau diam? Bukannya kau sangat suka tertawa diatas penderitaan Appa dan Eommamu?”
“Aku merasa menjadi anak laki-laki yang buruk. Eomma dan Appa punya banyak harapan padaku, tapi aku malah menjadi anak yang nakal untuk kalian.” Kata Baekhyun pelan.
“Itu tidak masalah. Eomma dan Appa sangat menyayangimu, Baekkie. Asal kau tetap disini dan tidak menghilang dari Eomma dan Appa, semuanya akan baik-baik saja.” Ujar Jessica lalu mengecup lembut kening Baekhyun.
END

13 thoughts on “It’s Happy Line Series – The Truth Game

  1. keluarga sakinah :’)
    itu enak yaa author dicintai baekki n jadi pacar.y dio -__- XD
    kyaa kris nongol^^
    kyuhyun asal jeplak ajaa -,-

  2. keluarga yg hebat.,, untung aja baekhyun g sama authornya hahaha. Itu yah kyuhyun mulutnya…minta dicium(?)..
    Manis..manis..manis..
    Ditunggu series lainnya

  3. udah baca ff ini sih di page, tapi gak bosen hehehe
    berharap jadi kenyataan ihh wkwkwk
    bikin lagi dong series yg lain thor 😉
    tentunya kisah yg lebih bikin geregetan daripada ini kkkk

  4. author kog bsa si bkin ff ky gni, bgs thor, ceritanya cmpur2, ada lucunya ada sedihnya jg
    aish,aku suka deh pokoknya

  5. Aigoo.. sempet nangis waktu Haeppa ngomong kyk gitu ke Jessica, masa’ Sica disuruh ngilang, emang Sica apa’an? Ada” saja. I Love You Lee Family 🙂 So Sweett 🙂

  6. Aku suka Lee Family. Mereka keluarga yg rada somplak cmn tetap harmonis.
    Ciyee, author disukai ma Baekhyun Oppa. Beruntung banget. Udah gitu pacarnya D.O lagi 😀

  7. Ayayayay….ff yg ditunggu2 akhirnya ada juga,kangen bgt baca lee fam♡♥,seru,gokil,sedih juga,emmm campur aduk dah pokoknya daebak 🙂 ,terusin bikin seriesnya ya eonn,hwaiting^^

  8. Dibalik teriak2adannya, ada kemanisan dr kata2 njees buat keluarganya.
    Anak2nya kasian ga seberuntung ortu yg langsung dpt cinta pertama sampai nikah hehehe.

Kritik, Saran dan lain-lain DISINI