Part of Me is… Part 1

partofmeis

Part Of Me Is
Main Cast:
Amber Liu
Henry Lau
Kris Wu
Cast:
Key
Lee Donghae

Author: SoYeon_Ai

Poster: so @sohwaart.wordpress.com

Inspired By; Japanese’s Comic The Day Of Revolution
——————————–

 

” Hei pendek tendang bolanya kemari. ” Pria yang di panggil pendek itu menoleh dan langsung saja menendang bola seperti yang di perintahkan.
” Tubuh kecilmu benar-benar bermanfaat. ” Pria yang di panggil pendek tadi langsung menghampiri temannya yang duduk menunggunya di bangku begitu permainan usai.
” Mworago? “
” Si jadi-jadian ini ada gunanya juga. ” Kini gantian lelaki berambut pirang dengan pipi sedikit chubby di temani temannya yang berbadan tinggi dan berambut pirang juga ikut-ikutan menghina pria ini.
” Ya siapa yang kau maksud jadi-jadian? ” Namja yang sedari tadi di hina ini mulai kehilangan kesabarannya. Terutama di hadapan dua pria yang baru saja datang.
” Why? Bukankah itu kenyataan? Tubuhmu terlalu kecil untuk ukuran pria, namamu… ” Pria berpipi chubby itu tertawa dulu sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya.
” Pokoknya tidak ada yang salah dengan pemikiranku, Amber. ” Lalu pria berpipi chubby dan pria berbadan tinggi itu pun pergi sambil tertawa setelah puas mengolok-olok Amber. Lelaki yang sedari tadi di hina.
” Lihat saja kalian Henry, Kris. ” Amber menggeram.
” Ya sudahlah. ” Teman Amber yang sedari tadi diam kini merangkul Amber.
” Bukankah kau juga satu di antara mereka yang merasa aku lebih mirip perempuan? “
” Well, uhm, itu bukan salahku kan? “
” Dasar, lebih kau perhatikan saja dirimu, kunci. ” Amber menyambar handuk dan air minumnya.
” Akh. ” Langkah Amber terhenti saat ia kembali merasakan rasa sakit yang tak tertahankan dari dalam tubuhnya.
” Ya Amber neo gwechanna? ” Tanya Key seraya menghampiri Amber yang tak terlihat baik-baik saja.
Amber hanya mengeluh kesakitan.
” Entahlah akhir-akhir aku sering merasakan sakit. ” Keluh Amber sambil memegangi perut bagian kananya.
” Ayo kita ke klinik. ” Key mencoba membantu Amber namun terlambat Amber sudah jatuh pingsan terlebih dahulu.
——————————–

Amber mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menyusaikan matanya dengan sinar cahaya yang sedikit menusuk.
” Where is it? ” Gumam Amber karena merasa asing dengan tempat dimana dirinya sekarang.
” Darling kau sudah bangun? ” Seorang wanita paruh baya menghampiri Amber dengan sedikit kekhawatiran di wajahnya.
” Mom. “
” Yes Darling it’s me. ” Amber Mom memeluk Amber, menenangkannya sejenak.
” Where is it? “
” Kau di rumah sakit darling, tadi kau jatuh pingsan. “
” Where is Key? “
” No one in here, Mom yang membawamu ke sini Darling. ” Amber mengangguk mendengar jawaban Momnya.
” Permisi. ” Pria yang bisa kita pastikan pekerjaanya adalah Dokter menghampiri Amber dan Momnya.
” Dok, bagaimana putra saya? ” Mom bertanya.
” Ehm, ini sedikit sulit. “
” Kenapa apa anak saya mengidap penyakit keras Dok? “
” Tidak tapi, ini akan berat untuk anak ibu. “
” Berat untukku? Kenapa? Ada apa? “
” Setelah melakukan pemeriksaan ternyata ada kelainan gen dalam tubuh anak ibu, ternyata ia mempunyai generik wanita yang terpendam. Dan gen itu muncul sekarang. “
” Maksudnya? ” Amber bertanya, ia tak mengerti.
” Singkatnya, Amber kau adalah seorang wanita. “
Duar. Bagaikan di sambar kilat di siang bolong Amber mematung, mulutnya menganga, matanya tak berkedip, tubuhnya tak bergerak, tidak sesentipun.
” Maksudnya anak saya adalah wanita? Bagaimana mungkin Dok? Bukankah dia seorang pria? “
” Ada beberapa kasus yang seperti ini, kasus ini sangat langka dan anak ibu adalah satu di antaranya. Ini bisa terjadi karena adanya kelainan hormon- “
” Tunggu Dok, maksud dokter aku adalah wanita? Aku yang sudah 16 tahun menjadi pria sekarang aku adalah wanita? ” Tanpa memperdulikan penjelasan doktor tentang bagaimana ia bisa menjadi wanita Amber bertanya.
” Memang sulit untuk di percaya tapi begitulah. “
” Daebak. Apa aku punya rahim? Apa payudaraku tumbuh? Apa- “
” Darling. “
” Kita perlu pengecekan untuk rahim, tapi payudaramu… Mereka sedang dalam masa pertumbuhan. ” Seketika Amber melemas, ia bahkan tak bisa lagi mendengar apa yang Mom dan Doktor katakan.
Pikirannya kacau, semuanya kacau.
” Apa dia harus operasi kelamin? ” Tanya Mom
” Itu, tergantung bagaimana pasien. “
” Dia akan melakukannya, secepatnya. ” Bahkan tanpa bertanya Mom sudah memutuskan begitu saja.
” MOM ” Pekik Amber. Oh tentu saja, bagaimana mungkin Mom membuat keputusan tanpa berunding dengan Amber terlebih dahulu?
” Saya permisi dulu. ” Baik Mom maupun Amber sama-sama tak perduli dengan kepergian Pak Dokter,  mereka hanya sibuk memandangi satu sama lain.
” Darling kau tak tahu betapa bahagianya aku saat mendengar kabar ini, kau tahu kan dari dulu Mom sangat menginginkanmu menjadi perempuan? ” Tentu Amber tahu, sangat tahu.
Bagaimana Mom saat kecil mencoba memakaikannya baju gadis. Atau alasan kenapa namanya Amber seperti nama perempuan walaupun Amber sendiri sudah meminta agar namanya di ganti. Atau bagaimana Mom melarangnya membentuk otot agar tak terlalu terlihat seperti laki-laki.
Tentu Amber tahu, itulah sebabnya ia selalu di juluki sang jadi-jadian di asrama.
” Tapi Mom, aku ini laki-laki. “
” Oh kau tidak Darl, tidakkah kau dengar apa yang kau katakan barusan? ” Amber menghela nafasnya.
” Apakah kau ingin menjadi pria dengan rahim dan payudara yang terus bertumbuh? ” Kembali Amber menghela nafasnya.
” Leave me alone. ” Kata Amber sedikit frustasi.
” Darling. ” Mom mencoba menenangkan anaknya.
” Mom leave me alone. ” Akhirnya Mom setuju untuk meninggalkan Amber sendirian, dia butuh banyak waktu untuk ini semua.
” Akan lebih baik jika kau tidak memberi tahu tentang ini semua kepada siapapun Mom. “
——————————–

” Darling kau akan baik-baik saja percayalah pada Mom. ” Mom mengelus rambut Amber yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.
Hari ini adalah hari dimana Amber akan menjalani operasi, operasi untuk menjadi wanita seutuhnya.
Amber hanya terdiam, menyiapkan dirinya sendiri untuk sebuah perubahan yang mengubah dirinya, seluruh hidupnya.
” Aku hanya berkunjung sebelum operasi. ” Rupanya Dokter datang mengunjungi Amber.
Amber hanya menundukkan kepalanya formal.
” Kau sangatlah tegar, biasanya orang-orang yang menderita seperti ini akan memilih untuk tetap menjalani kehidupan mereka sebelumnya. “
” MWO? ” Amber berteriak, tak percaya.
Mom bilang bahwa operasi hanya satu-satunya jalan.
” Mom. ” Kata Amber lirih.
” Darling dengarkan Mom. ” Mom mencoba untuk menenangkan Amber.
Lagi Dokter harus pergi meninggalkan Ibu dan Anak yang siap berdebat ini.
” Mom kenapa kau lakukan ini? Apa ini karena obsesimu? “
” No Darling, dengar, jika kau tetap memutuskan menjadi lelaki, apa kau fikir kau akan menikah dengan rahim dan payudaramu? Apa kau akan menemukan wanita yang bisa menerimamu dengan itu? “
” Apa akan ada pria yang bisa menerima kenyataan bahwa aku dulunya seorang laki-laki? “
” Kau bisa mencarinya. “
” Mom. ” Pekik Amber.
” Look Darling, ini adalah takdirmu, terlepas dari bagaimana kau hidup selama ini, atau bagaimana Mom ingin kau menjadi perempuan. Ini adalah takdir yang tak bisa kau hindari sayang, ini adalah hidup yang harus kau jalani. ” Airmata Amber menetes mendengar perkataan Mom. Otomatis Mom langsung memeluk Amber.
” It’s hard Mom, It’s hard. ” Kata Amber pilu.
Mom hanya mengangguk, ia tahu ini sulit dan ia tahu kata-kata tak akan membuat ini menjadi lebih baik.
Ddrrt. Sebuah handphone bergetar, tanda ada panggilan masuk.
” Ini Donghae. ” Kata Mom sambil menunjukkan handphonenya kepada Amber.
” Apa Hae hyung sudah tahu tentang ini? ” Tanya Amber. Mom menggeleng.
” Aku hanya bilang kau sedang sakit. ” Amber mengangguk mendengar jawaban Mom.
” Kau tidak akan menjawabnya? “
” Aku akan. “
Amber menarik nafasnya.
” Yo hyung. ” Amber berusaha membuat suaranya seceria mungkin. Ia tak boleh tertangkap sedang bersedih, karena hyung-nya ini sedikit protektif.
Oh bukan hyung, oppa. Ah persetan.
” Kau baik-baik saja? Aku dengar dari umma bahwa kau sedang sakit? Gwechanna? Appasoyo? ” Amber menggeleng walau ia tahu bahwa Donghae tak akan bisa melihatnya.
” Aniya hyung nan gwechanna. “
” Jinca? “
” Eiy apakah laki-laki akan jatuh sakit semudah itu? ” Huh laki-laki.
” Tapi kau akan sedikit kecil di banding pria normal. “
” Hyung. ” Pekik Amber. Aish, hyungnya ini masih saja bisa bercanda.
” Arasso, arasso. Kau cepat sembuh atau hyung akan melesat kesana. “
” Tidak usah lupakan bertemu denganmu hanya menjadi mimpi buruk buatku. “
” Baiklah bye “
” Bye hyung. ” Sesaat setelah menutup telepon.dari Donghae, kakak tirinya. Amber kembali larut dalam kesedihan.
Belum sempat Mom mendekat, mencoba untuk menenangkan anaknya. Amber sudah menyuruhnya untuk pergi. Meninggalkan dirinya sendirian.
Amber menarik handphonenya. Melihat setiap gambar demi gambar dirinya bersama teman-temannya.
Ini menyakitkan mengetahui bahwa hidup sebagai laki-laki yang ia jalani selama 16 tahun hanyalah sebuah kepalsuan belaka. Ia kira begitu manusia di lahirkan ke muka bumi ini status mereka akan jelas sejak lahir. Pria atau wanita.
Namun Amber tak tahu bahwa Kuasa Tuhan lebih besar dari apa yang ia bayangkan.
Ia tak pernah menyangka bahwa ia akan menghabiskan sisa hidupnya menjadi seorang wanita. Seorang wanita.
Amber selalu mempunyai pikiran bahwa wanita adalah mahluk yang lemah. Dan pemikiran itu masih ada hingga sekarang.
Pikiran lain datang ke otak Amber.
Tentang bagaimana ia akan menghabis hidupnya bersama seorang pria.
Ia tak pernah menyangka bahwa ia akan menikah dengan pria nantinya.
Selama ini Amber sudah memilah-milah gadis apa yang akan cocok menjadi pendamping hidupnya kelak.
Namun semuanya harus ia kubur-kubur dalam. Karena ia tidak akan menikahi seorang perempuan. Ia akan menikah seorang lelaki.
Pertanyaanya adalah mampukah Amber jatuh cinta pada seorang laki-laki? Bisakah ia? Mengingat ia pernah menjalani belasan tahun hidupnya sebagai seorang laki-laki. Dan ia tahu pasti, semua pria itu brengsek.
Mana mungkin Amber bisa jatuh cinta dengan pria ketika ia sudah tahu bagaimana pria hidup, bagaimana pria memandang wanita, bagaimana pria… Ah sudahlah.
Mungkin Amber bisa hanya hidup sendirian di tengah hutan. Itu lebih baik. Di banding menikahi laki-laki. Itu sama saja dengan gay. Yah walaupun sebenarnya bukan gay karena Amber akan segera berganti jenis kelamin menjadi seorang wanita.
Pemikiran Amber harus berhenti saat Mom menerobos masuk ke kamar tempatnya di rawat dan mengatakan bahwa ia harus bersiap untuk operasi.
Bahkan senyum sang perawat tak bisa membuat hati Amber jauh lebih tenang.
Dibalut baju berwarna hijau Amber di bawa ke ruang operasi.
Dalam perjalananya Amber terus menggumamkan sebuah kalimat.
” It’s okay Amber everythings gonna be fine. “ Seraya menitikkan airmatanya.
——————————–
” Amber apa kau baik-baik saja? Maaf karena aku baru bisa- ” ” Kibum-ah ” Kibum atau lebih biasa di panggil Key datang menjenguk Amber. Tanpa menunggu Key berbicara lebih lama lagi Amber langsung memeluk sahabatnya itu.
” Kibum-ah ” Amber langsung menangis dalam pelukan sahabatnya.
” Ya Amber neo gwechanna? ” Kibum bertanya, heran melihat sahabatnya ini untuk pertama kalinya sejak mereka bertemu menangis.
‘ Tidak aku tidak baik-baik saja. Bagaimana aku bisa baik-baik saja? Hidupku telah berakhir Kibum-ah berakhir. ‘
Bagi Amber hidupnya telah berakhir. Semenjak ia menginjakkan kakinya di ruang operasi bagi Amber hidupnya telah berakhir. Bagaimana mungkin ia bisa hidup sebagai seorang perempuan? Pernahkah kau membayangkannya? Hidup sebagai lawan jenis?
Amber harap kau tidak akan pernah membayangkan apalagi merasakannya. Karena itu adalah akhir dari hidupmu.
” Ya Amber wae geurae? Apa kau mengidap penyakit keras? Ya wae? Berhentilah menangis. ” Namun Amber tak mengindahkan pertanyaan Key melainkan terus menangis.
Ia sudah menahan airmatanya sejak saat dokter berkata ia mengalami kelainan gen.
Ia tidak bisa menangis, airmatanya tak bisa keluar.
” Amber berhenti menangis dan bicara padaku. ” Andai Amber bisa.
Andai Amber bisa mengatakan apa yang  sebenanya terjadi pada dirinya.
Namun ia tidak bisa.
Mulutnya seakan terkunci rapat. Kalimat yang ingin ia ucapkan seakan tertahan di kerongkongannya.
Lidahnya kelu seakan sudah berhenti untuk berbicara.
Ia tidak bisa, mulutnya tak sejalan dengan keinginannya.
Jadi Amber hanya menyampaikan lewat tangisan. Berharapa Key akan tahu, meskipun mulut Amber terkunci rapat.
——————————-

” Adik kecilku ada apa denganmu? Kau sakit dimana? ” Lelaki yang hampir mirip dengan Amber seratus persen langsung memborbardir Amber dengan banyak pertanyaan seperti ‘ Adik kecilku apakah kau baik-baik saja? ‘ ‘ Kau sakit dimana? ‘ Hyung atau seharusnya Amber panggil oppa memang sangat protektif terhadap dirinya.
Lee Donghae – Kakak tirinya selalu menganggap dirinya sebagai anak kecil jadi Amber sudah memperkirakan bahwa hyungnya ini akan berteriak kepanikan.
Amber hanya tersenyum lemah seraya mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
Ia terlalu lemah untuk hanya sekedar berbasa-basi dengan kakaknya.
Bukan lemah dalam maksud fisiknya tapi lebih ke dalam keadaan mentalnya.
Amber tahu belakang ini ia jauh lebih pendiam.
Bukan, bukan karena ia hanya sendirian di Rumah Sakit ini tetapi lebih kemana ia lebih diam termenung. Memikirkan ulang apa yang sedang terjadi pada dirinya kini.
Berharap semua yang terjadi pada dirinya hanyalah sebuah tipu muslihat belaka. Namun kenyataan berbanding terbalik dengan keinginannya.
Kepala Amber mendongak, menatap wajah Ayah tirinya yang sedang membelai pelan rambut cepak Amber.
Hati Amber merasa sedikit terluka saat ia melihat sebuah senyuman tulus di wajah Ayahnya.
Rasanya ia ingin menangis saat ini juga.
Belum pernah semenjak keluarga Amber resmi bergabung dengan keluarga Lee menjadi keluarga kecil namun harmonis, Ayahnya memberikan Amber sebuah senyuman tulus.
Masih hangat di otaknya kapan saat pertama ( dan mungkin terakhir kali ) Ayahnya itu tersenyum tulus padanya.
Pada saat Mom memperkenalkan Amber pada calon Ayah tirinya.
Setelah itu, Amber dapat merasakan ada sebuah dinding besar, tebal dan kokoh yang tak terlihat di antara mereka.
Seolah-olah mereka di takdirkan tidak untuk mengerti satu sama lain.
Bagaimanapun caranya dulu Amber selalu berusaha untuk menghindari kegiatan yang hanya melibatkan mereka berdua saja. Bagaimanapun caranya.
Bukannya Amber tak mau. Hanya saja itu terlalu canggung.
Dan kini seolah-olah Ayah tirinya mengambil alat penghancur yang berat untuk merobohkan dinding di antara mereka.
Ayahnya sendirilah yang menghancurkan.
Namun yang membuat miris bagi diri Amber adalah bagaimana hal ini bisa terjadi saat Amber sudah berubah menjai perempuan?
Apakah ayahnya itu begitu bahagia mengetahui bahwa ia akan memiliki seorang anak perempuan? Apakah itu yang ayahnya impikan?
Amber melirik ke arah Mom yang sedang tersenyum bangga.
Tentu saja, jika kau bertanya siapa orang di muka bumi ini yang paling bahagia atas pergantian jenis kelamin Amber. Amber berani bersumpah Ibunya adalah orang yang paling bangga akan hal itu. Disusul oleh ayahnya.
Kemudian Amber melihat ke arah Donghae yang sibuk menata kamar tempat Amber di rawat. Mencoba untuk membuatnya senyaman mungkin.
Sampai saat ini Amber masih tetap menyuruh kedua orangtuanya untuk tidak memberitahukan hal ini pada Donghae.
Karena ia tahu kakaknya itu akan melonjak kegirangan sepertinya Momnya saat tahu Amber sekarang adalah seorang perempuan.
Dari dulu Donghae selalu berharap Amber adalah seorang wanita. ( yang mana akhirnya menjadi kenyataan. )
Mungkin itu alasannya mengapa Amber terlalu pendek untuk ukuran cowok seumurannya. Atau mungkin bisa terlalu cantik untuk ukuran pria.
Mungkin karena ia sebenanya adalah seorang perempuan.
Tak pernah Amber bayangkan apa yang akan teman-temannya Amber katakan jika tahu Amber seorang wanita.
Olok-olokan mereka menjadi kenyataan.
——————————–

Amber hanya berdiri di depan pagar sekolahnya.
Tidak sejengkalpun ia bergerak memasuki lapangan sekolahnya.
Ia hanya terdiam dengan kedua tangan yang mengenggam erat-erat tali ranselnya.
Ia menghembuskan nafasnya berat.
-Flashback-

” Honey coba kau pilih salah satu mana yang akan menjadi sekolah barumu. ” Amber terlihat bingung saat Mom menyodorkan setumpuk brosur kepada dirinya.
” Maksud Mom? “
” Kau akan pindah sekolah, kau tidak mungkin bersekolah di sekolahmu yang sekarang lagi kan? ” Wajah Amber terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Pindah?
” Pindah? Why? “
” Kita sama-sama tahu sayang bahwa tidak mungkin bagimu untuk bersekolah disitu lagi. Itu asrama pria Amber. ” Mom menjelaskan maksudnya mengapa ia menyuruh Amber untuk pindah sekolah.
” Memangnya kenapa jika itu asrama pria? “
” Sayang, kau perempuam sekarang. Bagaimana jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi padamu? “
” Lalu apa? Memindahkanku ke sekolah asrama wanita? Untuk apa Mom? ” ber berteriak, membentak ibunya.
” Tentu saja agar kau bisa terbiasa dengan statusmu yang sekarang! ” Mom berbicara dengan nada halus namun penuh pemaksaan.
” Mom, aku baru menjadi wanita dalam hitungan hari, bagaimana aku bisa berada di asrama wanita? Aku tidak tahu bagaimana caranya hidup menjadi wanita! Dan semua orang disana sudah hidup sebagai wanita dari sejak lahir! Bagaimana Mom bisa mengutusku untuk pergi ke sana? ” Kini suara Amber terdengar parau, sepertinya ia akan menangis.
” Itu sebabnya, kau bisa belajar di sana sayang? ” Tangan Mom mengelus pelan rambut Amber. Namun Amber menolaknya.
” Apa yang bisa kupelajari? Apa disana mereka mengajari cara-cara menjadi wanita untuk seorang pria? Tidak kan? “
” Dan lagi Mom, wajahku terlalu manly untuk seorang wanita. Payudaraku bahkan belum tumbuh. Bagaimana aku bisa hidup disana? ” Airmata Amber mulai turun seiring dengan terus berkembangnya pemikiran bahwa ia adalah seorang perempuan saat ini.
Amber masih belum bisa menerima kenyataan pahit hidupnya ini.
” Aku masih belum bisa Mom, menerima kenyataan bahwa aku seorang perempuan.  Aku masih belum bisa. Setiap hari aku berharap bahwa ini hanya bagian dari mimpi burukku yang akan hilang saat aku terbangun nanti. Namun setiap aku membuka mata di pagi hari, ini adalah kenyataan yang harus kuterima. Tapi aku tidak bisa Mom. ” Amber terisak. Ia jatuh dan menangis di dalam pelukan ibunya.
Airmata yang cukup lama ia tahan kini akhirnya keluar juga.
” Sekali ini saja Mom biarkan aku berpendapat, melakukan hal sesuai kemauanku. Mom bahkan tidak bertanya dan langsung memutuskan aku untuk menjadi perempuan. Mom bahkan tak bertanya apakah setuju atau tidak. Kau tidak tahu betapa aku ingin membencimu saat itu karena telah menghancurkan hidupku. Tapi aku tidak bisa, karena Mom telah berkorban banyak untukku. Jadi biarkan aku Mom, aku masih ingin berada di sana. Di tempat dulu ku berada. Sebagai pria. ” Mom hanya mengangguk kecil seraya menepuk-nepuk pundak Amber.
-Flashback End-

Amber tahu mungkin cukup berbahaya untuk tetap tinggal di sini dengan kondisinya yang sudah berubah 180° derajat ini.
Tapi hati Amber berkata bahwa Amber harus tetap di sini. Bahkan meskipun itu berbahaya.
Karena setidaknya Amber mungkin bisa mengumpulkan kembali kepingan-kepingan hidupnya yang sudah hancur berkeping-keping.
Disini di Moryong High School. Ada banyak hal yang menjadi favorit Amber.
Mungkin ini bisa sedikit mengobati Amber. Walau ia tahu takkan ada yang berubah meskipun ia tinggal di asrama pria.
Takdirnya mengatakan ia adalah wanita.
Tetapi setidaknya ia bisa berpura-pura menjadi pria kan?
-TBC-

hai ini ff chaptered pertama yang author post disini. kalo responnya bagus bakal author lanjut ^^

jika sudah membaca tolong tinggalkan jejak. kritik dan saran author buka dengan lapang dada ^^

Kritik, Saran dan lain-lain DISINI